Global.com – Bank Indonesia (BI) menyatakan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Sidrap atas pencapaian dan spirit dalam menerapkan sistem transaksi digitalisasi di lingkup pemerintah maupun masyarakat.
Hal itu dilontarkan Divisi Implementasi SP-PUR dan MI Bank Indonesia Sulsel, Edy Kristianto, pada High Level Meeting (HML) Monitoring Evaluasi (Monev) terkait Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) Triwulan II tahun 2023, Kamis (21/9/2023).
Kegiatan digelar Pemerintah Kabupaten Sidrap melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Bank Sulselbar di Ruang Rapat Pimpinan Lt. III Kantor Bupati Sidrap. Acara dibuka Sekretaris Daerah, H. Basra mewakili Bupati Sidrap.
Kegiatan diikuti pimpinan serta pengelola PAD organisasi perangkat daerah lingkup Pemkab Sidrap. Hadir, Pimpinan Bank Sulselbar Sidrap, Dedeh Kumalasari, Kepala Bapenda Sidrap, Muhammad Yusuf, dan Sub Koordinator PAD Bapenda Pemprov Sulsel, Paryadi.
“Selama ini kami hanya nonton dari jauh, kami hanya merasakan dari data-datanya dan dari sosial medianya, jadi tinggal bagaimana kita bisa lebih tingkatkan lagi spiritnya, yang menjadi pertanyaan apakah itu dapat bertahan terus, itu yang perlu kita evaluasi, itulah sebabnya kali ini kita adakan HML dan monev ini,” ujar Edy Kristianto.
Edy Kristianto berharap, setelah mengkuti kegiatan ini para peserta diharapkan dapat mengiplementasikan transaksi elektronifikasi di lingkup kerjanya maupun kepada masyarakat.
Sebagai contohnya pada lingkup Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Dinas Koperasi UMKM yang memiliki segmen jangkauan luas yang sangat diharapkan untuk digitalisasi.
“Pada rapat kas titipan bersama pihak perbankan di Parepare, beberapa pihak Bank mengungkapkan pada musim panen uang kas paling banyak beredar keluar ke masyarakat, kita lihat Sidrap ini sangat strategis karena diapit beberapa kabupaten, jadi ke depannya kita ingin lirik lebih dalam sejauh mana kita bisa digitalisasikan transaksi pada segmen tersebut,” ujarnya.
Dengan digitalisasi pada segmen ini, tentunya memberikan dampak positif kepada petani maupun pihak Bank sehingga lebih memudahkan dalam transaksi.
“Kalau kelompok tani maupun pedagang yang sudah terbiasa dengan teransaksi digitalnya, trade record omset penghasilan penjualan akan nampak di rekeningnya, kalau pencatatan baik, penguatan modal dari Bank juga lebih mudah,” terangnya.
Selain digitalisaai pada segmen pertanian, kata, Edy Kristianto, BI juga sekarang mengupayakan pada segmen pendidikan termasuk transaksi digital pada kantin-kantin sekolah tingkat SLTA.
Di akhir sambutannya, Edy mengajak memaknai tujuan digitalisasi bukan hanya sekedar digitalisasi yang tadinya dari tunai ke non tunai, tetapi tujuan digitalisasi ini makna sebenarnya pertumbuhan ekonomi yang berujung pada pemerataan kesejahteraan masyarakat.
“Saya berharap spirit ini terus ditingkatkan, peran seluruh OPD sangat diperlukan. Kita harap bukan saja Bapenda sebagai fasilitator yang terus mengupayakan digitalisasi ini, tapi peran seluruh OPD juga diperlukan kalaupun ada kendala yang dihadapi, BI siap membantu,” pungkasnya.
Sekda Sidrap, Basra dalam sambutannya mengatakan, triwulan II adalah waktu yang sangat penting untuk melihat kembali pencapaian, mengindentifikasi tantangan dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk mencapai tujuan ETPD.
“Kami yakin, ETPD dapat menciptakan transparansi informasi kepada masyarakat dalam upaya mewujudkan good governance dan di sisi lain dapat menghindari kebocoran dalam penerimaan PAD karena semua transaksi sudah terdigitalisasi,” sebutnya.
Diungkapkannya, dalam dua tahun terakhir ini banyak kemajuan dan prestasi dalam menerapkan sistem elektronik untuk mengelola transaksi pemerintah daerah termasuk penggunaan aplikasi pajak dan retribusi online, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan.
Basra mengutarakan, posisi penerimaan pajak daerah dan retribusi pasar sampai bulan Agustus melalui kanal QRIS sebesar Rp9.119.204.845.
Sementara penerimaan saluran pajak dan retribusi secara digital sampai Agustus 2023 mencapai Rp.24.691.696.199 yang berasal dari penerimaan QRIS, transfer, merchant dan virtual account.
“Ini terwujud berkat upaya bersama tim percepatan dan perluasan digitalisasi daerah sidrap terkhusus Bank Indonesia dan Bank Sulselbar yang telah berkomitmen bersama untuk melayani masyarakat dengan lebih baik dan memastikan setiap transaksi dijalankan dengan integritas dan akuntabilitas yang tinggi,” ungkapnya.
“Saya berharap pertemuan hari ini akan menjadi langkah maju yang signifikan dalam perjalanan kami menuju pelayanan publik yang lebih baik,” tutupnya.
Monev dirangkaikan penandatangan komitmen antara Bupati Sidrap, Bank Indonesia, Bank Sulselbar dengan para Kepala OPD pengelola PAD. Acara juga diisi dengan quis seputar pengetahuan tentang QRIS.
Tinggalkan Balasan