Global.com, Jakarta — Dalam dunia teknologi, ada satu nama yang kini tengah menjadi sorotan. CEO sebuah perusahaan media sosial raksasa, yang kekayaannya kini telah menyalip pendiri Microsoft, Bill Gates. Pada penutupan Jumat (2/2), kekayaan pria ini melonjak sebesar 22% berkat kenaikan saham perusahaannya, menambah harta kekayaannya senilai US$28 miliar atau setara dengan Rp 440 triliun.
CEO tersebut adalah Mark Zuckerberg, pendiri Meta. Saat ini, dia memiliki kekayaan bersih sebesar US$165 miliar atau setara dengan Rp 2.593 triliun. Menurut CNBC Internasional, dia juga akan menerima sekitar US$174 juta atau Rp 2,7 triliun uang tunai ketika perusahaan membayar dividen pertamanya pada bulan Maret mendatang. Ia memiliki sekitar 350 juta saham Kelas A dan B Meta.
Dengan Meta mempertahankan dividen kuartalannya sebesar 50 sen, Zuckerberg diperkirakan akan memperoleh lebih dari US$690 juta atau Rp 10,8 triliun per tahun. Kekayaan bersih Zuckerberg terkait erat dengan kinerja saham Meta. Pada tahun 2021, kekayaan bersihnya mencapai puncaknya sekitar US$142 miliar, ketika Nasdaq mencapai titik tertinggi baru.
Namun, koreksi pasar membuat Meta terpukul pada 2023. Investor dan analis mengkritik keras perusahaan tersebut karena menggelontorkan miliaran dolar ke Reality Labs, divisi pengembangan ekosistem virtual reality (VR). Sebagai tanggapan, Zuckerberg melakukan PHK besar-besaran dan mendeklarasikan tahun efisiensi bagi Meta sepanjang 2023.
Banyak CEO teknologi lainnya mengikuti jejak tersebut sepanjang tahun 2022, 2023, dan hingga 2024. Pada titik terendahnya pada Oktober 2022 dan November 2022, saham Meta dapat diperoleh dengan harga sekitar US$90 dan kekayaan Zuckerberg merosot ke U$36 miliar.
Namun, Zuckerberg dan Meta telah berhasil bangkit. Meta melaporkan pendapatan kuartal keempat yang mengalahkan laba atas dan bawah. Perusahaan ini membukukan pertumbuhan di setiap metrik utamanya. Laba bersihnya meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan kuartal tahun lalu. Kini, perusahaan ini bernilai US$1,2 triliun, membuktikan bahwa Zuckerberg dan Meta telah berhasil keluar dari jurang kehancuran.(*)
Tinggalkan Balasan