Global.com, Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, memberikan apresiasi kepada Kabupaten Wajo atas prestasi luar biasa mereka dalam menurunkan angka perkawinan anak. Kabupaten Wajo, yang kini menjadi fokus perhatian, diharapkan dapat menjadi teladan bagi daerah lain dalam upaya menanggulangi kasus perkawinan anak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, angka perkawinan anak di Kabupaten Wajo menurun drastis menjadi 6,92 persen dari 8,06 persen pada tahun sebelumnya. Penurunan ini juga diikuti dengan berkurangnya kasus dispensasi kawin dari 694 kasus di tahun 2021 menjadi 77 kasus di tahun 2023.
Menteri Bintang Puspayoga menegaskan bahwa upaya menekan perkawinan anak bukanlah tugas yang mudah, mengingat kompleksitas masalah yang terlibat. Namun, keberhasilan yang luar biasa terlihat di dua kecamatan di Wajo
, yaitu Sajoanging dan Takkallalla, yang mencatatkan angka perkawinan usia anak nol pada tahun 2023.
Keberhasilan ini, menurutnya, tidak terlepas dari komitmen dan kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat. Mereka memberikan kontribusi terbaik mereka dalam menanggapi permasalahan perkawinan anak.
Menteri Bintang Puspayoga juga menyoroti urgensi pencegahan perkawinan anak karena berpotensi memicu masalah kesehatan dan meningkatkan risiko kekerasan dalam rumah tangga. Faktor-faktor seperti kemiskinan, kurangnya akses pendidikan, konflik sosial, norma sosial, dan budaya, menjadi pemicu tingginya angka perkawinan anak di Indonesia.
Dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang berkelanjutan, Menteri Bintang Puspayoga berharap angka perkawinan anak dapat terus menurun. Dengan demikian, anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman serta mendukung.(*)
Tinggalkan Balasan