Sinjai, Global.com – Terik matahari pagi tak menyurutkan semangat belasan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSI) untuk menggelar aksi demonstrasi di halaman kampus, Jumat, 9 Agustus 2024.
Mereka menuntut agar Rektor UMSI, Prof. Umar Congge, segera mundur dari jabatannya, menyusul ketidakpuasan mendalam terkait dengan kebijakan kampus yang dianggap tidak memihak pada kebutuhan mahasiswa.
Aksi ini merupakan puncak dari ketidakpuasan berkepanjangan terkait dengan fasilitas kampus yang dinilai sangat memprihatinkan.
Mahasiswa mengeluhkan kondisi ruang belajar yang sempit, yang membuat mereka terpaksa antre dan kadang harus mengikuti kuliah secara online dengan biaya pulsa internet yang harus ditanggung sendiri.
“Kami diharuskan mengeluarkan uang tambahan untuk pulsa internet. Sementara itu, fasilitas praktikum kami juga sangat terbatas,” ungkap Haerul, Jenderal Lapangan aksi tersebut.
Masalah semakin bertambah ketika mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian harus membeli sendiri bahan praktik, yang seharusnya disediakan oleh kampus.
Bahkan, sekretariat lembaga kemahasiswaan yang ada dianggap tidak layak, padahal ada dana senilai Rp200 ribu per mahasiswa yang dipungut setiap semester. Mahasiswa merasa dana tersebut tidak digunakan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ironisnya, di tengah berbagai keluhan tersebut, kampus malah menggenjot pembangunan proyek fisik seperti UMSI Guest House (UGH) dan Klinik Kesehatan dengan anggaran miliaran rupiah, yang menurut mahasiswa tidak relevan dengan kebutuhan akademis mereka.
“UMSI tidak memiliki program studi perhotelan atau kesehatan, jadi apa urgensinya pembangunan ini? Ini adalah pemborosan anggaran yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar mahasiswa,” tegas Haerul.
Mahasiswa juga mengkritik ketidakpedulian Rektor yang dianggap terlalu sibuk dengan perjalanan dinas hingga mengabaikan kebutuhan mendesak kampus.
Mereka menilai bahwa kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan aspirasi mahasiswa dan malah menunjukkan sikap tidak responsif terhadap permasalahan yang ada.
Demonstrasi ini diwarnai dengan seruan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Prof. Umar Congge.
“Kami mendesak Majelis Dikti PP Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel untuk segera mengevaluasi dan mencopot Rektor Universitas Muhammadiyah Sinjai,” seru Haerul.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pimpinan kampus mengenai tuntutan mahasiswa.
Keberadaan pimpinan kampus yang tidak hadir menemui para demonstran membuat mahasiswa bertekad untuk kembali melaksanakan aksi dengan jumlah massa yang lebih besar.
Kondisi ini menciptakan ketegangan antara mahasiswa dan pimpinan kampus yang tampaknya belum menemukan titik temu.
Mahasiswa UMSI tetap berharap agar suara mereka didengar dan direspons dengan cepat untuk mengatasi masalah yang ada demi masa depan kampus dan kualitas pendidikan yang lebih baik.(*)
Tinggalkan Balasan