“Petani adalah tulang punggung kita,” katanya, seolah menegaskan betapa pentingnya sektor ini. Warga pun merespons, keluhan tentang jalan yang buruk dan kesulitan mendapatkan pupuk diutarakan. “Kami akan menuntaskan ini, demi Lancirang!” jawabnya tegas.
Warga terdiam, lalu tepuk tangan riuh, seolah menyetujui. Mereka ingin mendengar lebih jauh.
H. Mashur pun menjelaskan Madising, program kesehatan yang akan membangun Rumah Sakit Regional, meningkatkan pelayanan kesehatan.
“Kesehatan adalah harta yang tak ternilai,” lanjutnya, mengajak warga untuk berinvestasi pada kesehatan.
Penyampaian H. Mashur tidak hanya sekadar informasi, tapi seperti irama lagu yang mengalun indah.
Dia tahu, di balik suara lantang, ada harapan yang terpendam. Kesempatan bagi setiap orang untuk didengar. Suasana semakin hangat saat dia membahas infrastruktur.
Madeceng, program pembangunan jalan dan jembatan, menggugah semangat warga. “Kami akan menjadikan jalan-jalan ini sebagai urat nadi perekonomian,” tekannya.
Malam semakin larut, namun semangat tak pudar. H. Mashur menutup dialog dengan keyakinan. “Bersama, kita bisa!” serunya.
Warga Lancirang pulang dengan hati berisi harapan, seolah embun pagi yang menyegarkan, siap menyongsong masa depan di bawah kepemimpinan baru.(*)
Tinggalkan Balasan