Sidrap, Global.com – Mendekati masa tenang kampanye, pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidrap nomor urut 1, Muh Yusuf Dollah-Muh Datariansyah (DOATA), terus bergerak. Jumat malam (22/11), keduanya meluangkan waktu untuk menemui sejumlah tokoh masyarakat di daerah strategis.
Setelah siang mengunjungi Pangkajene dan Takkalasi, Muh Yusuf Dollah hadir di Dusun Panrenge, Kelurahan Arateng, Kecamatan Tellu Limpoe. Sementara itu, Datariansyah menyapa warga di Kelurahan Wala, termasuk bertemu tokoh setempat, Puang Capa.
Dukungan terus mengalir. Sambutan hangat dari masyarakat menunjukkan bahwa DOATA semakin mendapatkan tempat di hati warga Sidrap. Puang Capa, salah satu tokoh yang dikunjungi, memberikan pernyataan tegas, “Keduanya punya visi jelas. Mereka datang bukan hanya untuk kampanye, tetapi menunjukkan bahwa Sidrap butuh pemimpin yang bisa bekerja, bukan sekadar bicara.”
Kunjungan ini bukan sekadar basa-basi. DOATA menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan langsung visi-misi dan program unggulan mereka. “Kami tidak menjanjikan bulan dan bintang. Tapi kami akan memastikan Sidrap terus maju dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi lokal,” ujar Muh Yusuf Dollah penuh semangat.
Sidrap, dengan kemajuan pesatnya, membutuhkan pemimpin yang bisa menjaga momentum. Datariansyah menggarisbawahi, “Masyarakat Sidrap sudah menikmati hasil pembangunan. Tapi ini baru awal. Ke depan, kami akan pastikan semua lapisan masyarakat bisa merasakan manfaatnya. Jangan biarkan pembangunan ini berhenti di tengah jalan.”
Kunjungan DOATA ini dinilai masyarakat sebagai langkah strategis dan penuh ketulusan. Antusiasme warga terlihat dari cara mereka menyambut kedua tokoh ini. Salah seorang warga Panrenge, Asriani, mengatakan, “Pak Yusuf dan Pak Datar tahu apa yang kami butuhkan. Mereka tidak bicara janji, tapi program konkret. Ini yang kami harapkan dari pemimpin kami.”
Paslon yang diusung Partai Gerindra dan PKB ini memastikan bahwa setiap sudut Sidrap akan mendapatkan perhatian penuh jika mereka terpilih. “Kami tidak akan membiarkan satu pun desa tertinggal. Sidrap adalah rumah besar yang harus dijaga bersama,” tutup Yusuf dalam pertemuan tersebut.
Masa tenang sudah di depan mata, tapi langkah DOATA membuktikan bahwa perjuangan mereka bukan sekadar mencari suara, melainkan menyatukan Sidrap untuk masa depan yang lebih baik. Masyarakat kini hanya tinggal menentukan pilihan—dan pasangan DOATA tampaknya menjadi jawaban bagi banyak orang.(*)
Tinggalkan Balasan