Buton Utara, Global.com – Dalam heningnya siang, si jago merah menari-nari di atas atap rumah sederhana di Desa Bubu, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara (Butur). Kebakaran terjadi pada Jumat (3/1/2025) sekitar pukul 02:00 siang. Suara gemuruh api menenggelamkan kedamaian, meninggalkan jejak kesedihan yang mendalam.
Kronologi kejadian bermula dari sebuah permainan. Anak-anak, dengan rasa ingin tahu yang tak terhingga, mencoba membakar sarang lebah di dalam rumah. Tanpa mereka sadari, api yang mereka ciptakan tak hanya membakar sarang lebah, tetapi juga menghanguskan mimpi dan harapan. Saat mereka meninggalkan tempat itu, sisa-sisa api terus menyala, menunggu kesempatan untuk melahap segalanya.
Ketika orang tua pemilik rumah pergi, tak ada yang tahu bahwa rumah mereka akan menjadi lautan api. Mereka pulang ke rumah, hanya untuk menemukan reruntuhan dan kesedihan yang tak terbayangkan. Kejadian ini meninggalkan luka mendalam di hati pemilik rumah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tragis ini. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, sebuah angka yang menggambarkan bukan hanya kehilangan benda, tetapi juga kehilangan harapan.
Pemilik rumah, seorang yang dikenal di desa sebagai adik ipar dari Kepala Desa Bubu dan menjabat sebagai RT di Dusun 1, kini harus menghadapi kenyataan pahit. Api yang berkobar tidak hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga merobek jalinan kehidupan sehari-hari mereka. Dengan mata yang penuh air mata, mereka melihat apa yang tersisa. Hanya puing-puing dan kenangan yang berharga.
Bagi mereka, rumah bukan sekadar tempat tinggal. Ia adalah saksi bisu dari tawa, tangis, dan harapan. Kini, semua itu telah lenyap dalam sekejap. Kebakaran ini adalah pengingat bahwa kehidupan bisa berubah dalam sekejap, membawa kita pada sisi gelap yang tak terduga.
Dengan penuh harapan, masyarakat setempat diharapkan dapat memberikan dukungan. Dalam situasi seperti ini, solidaritas dan kepedulian adalah sinar terang di tengah kegelapan. Mari kita ingat, di balik setiap api yang membara, ada kisah-kisah kehidupan yang harus dijaga.(*)
Laporan: Asman Ode
Tinggalkan Balasan