Pinrang, Global.com – Di tengah keramaian politik dan persaingan menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, sebuah kisah penuh haru muncul di sebuah desa terpencil di Kabupaten Pinrang.
Pada Sabtu, 7 September 2024, ketika para politisi sibuk berkampanye dan mengadakan pertemuan, ada satu kisah yang melukiskan betapa indahnya kepedulian manusia. Di desa kecil Sidomulyo, Kelurahan Tatae, Kecamatan Duampanua, sebuah tragedi manusiawi terungkap dengan sentuhan penuh empati.
La Hajji, seorang pria paruh baya yang terbaring lemah di gubuk tua miliknya, berjuang melawan kanker mata yang telah mencapai stadium akhir. Hidup sebatang kara, La Hajji merupakan gambaran pilu dari ketidakberdayaan yang sering kali terabaikan di tengah hingar-bingar politik dan pembangunan.
Ketika politikus dan pejabat pemerintah sibuk berlomba-lomba meraih simpatik, H. Zulkifli Zain, S.H., anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan kepedulian yang jauh melampaui agenda politik. Dalam suasana pagi yang tenang, Haji Pilli, panggilan akrab Zulkifli, bersama Kapolsek setempat, Iptu Eko Prabowo, S.H., Babinsa TNI Sertu Agus, dan Lurah Tatae, Ahmad, mengunjungi La Hajji.
Kedatangan mereka bukan sekadar formalitas. Mereka datang dengan niat tulus untuk memberikan dukungan moral dan bantuan nyata bagi La Hajji. Dengan penuh rasa haru, Haji Pilli menyampaikan, “Saya mendengar tentang Bapak La Hajji melalui media sosial dan hati saya tergerak untuk datang. Melihat kondisi beliau, saya merasa sangat tersentuh dan ingin melakukan sesuatu yang berarti.”
Meskipun uang tunai yang diserahkan mungkin tidak bisa menyembuhkan penyakit La Hajji, namun itu cukup untuk meringankan beban hidupnya yang sudah sangat berat. Lebih dari sekadar materi, mereka berkomitmen untuk membangun kembali rumah La Hajji, sebuah gubuk tua yang selama ini hanya menjadi tempat berteduh dengan kondisinya yang memprihatinkan.
“Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap sesama,” ujar Haji Pilli dengan mata berkaca-kaca. “Kami akan bergotong-royong untuk membangun rumah baru bagi Bapak La Hajji. Semoga ini dapat memberikan sedikit harapan dan kenyamanan di hari-hari terakhir beliau.”
Di tengah segala kesibukan dan ambisi, tindakan sederhana namun mendalam ini mengingatkan kita akan nilai kemanusiaan yang hakiki. La Hajji, yang tengah menghadapi hari-hari terakhirnya dengan penuh kesakitan dan kesendirian, kini mendapatkan secercah harapan dari sebuah tindakan kemanusiaan yang tulus.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa di dunia yang sering kali disibukkan oleh politik dan kekuasaan, masih ada kebaikan yang tidak ternilai harganya. Kebaikan ini mampu menyentuh hati dan membawa cahaya baru dalam kehidupan yang penuh tantangan. Semoga cerita ini menginspirasi kita semua untuk lebih peduli dan berbuat baik kepada sesama.
Tinggalkan Balasan