Sidrap, Global.com – Malam itu, Desa Cenrana basah. Hujan mengguyur Panca Lautang tanpa ampun. Tapi, Syaharuddin Alrif tetap datang, ditemani Ketua DPD Partai Nasdem Sidrap, Samsumarlin, dan beberapa politisi lainnya. Dusun 1 Pakkasalo ramai, meski udara masih terasa lembap. Masyarakat yang hadir di sana bukan sekadar melihat, tapi menaruh harapan pada sosok Syahar, calon Bupati nomor urut 2.
Hujan pun reda tepat saat acara hendak dimulai. Seolah alam ikut merestui. Samsumarlin berdiri tegak, memperkenalkan “SarKanaah” sebagai duet yang ideal. Kombinasi politisi dan birokrat ini, katanya, akan membawa perubahan besar bagi Sidrap. “Mereka paham apa yang dibutuhkan rakyat,” katanya.
Di tengah-tengah acara, Agus, warga Cenrana, menyuarakan isi hati masyarakat. Jalanan yang rusak, bibit yang sulit, dan air yang tak mengalir lancar. Begitu banyak yang harus diperbaiki.
Syaharuddin pun tak tinggal diam. Dengan suara lantang, ia berjanji, bukan sekadar janji kosong, tapi rencana nyata. Akses jalan di tiga dusun—Lupperengnge, Coppo Sulureng, dan Bukkere—akan diperbaiki. Bukan hanya itu, ia membawa visi besar: menjadikan Desa Cenrana sebagai “desa kopi” Sulawesi Selatan. “Lahan yang subur ini bisa jadi penghasil kopi robusta terbaik. Insya Allah, setiap hektar akan kami tanami seribu pohon kopi,” ucap Syahar dengan penuh keyakinan.
Ia juga memperkenalkan konsep kebun percontohan: perpaduan kopi robusta dan durian musang king sebagai komoditas jangka menengah dan panjang, sambil tetap menanam jagung sebagai panen cepat. “Tanah di Cenrana ini kaya. Kita hanya perlu memanfaatkan dengan cerdas,” jelasnya.
Srikandi Relawan Petani Milenial Andalan, Nirwana, mengingatkan warga untuk tetap solid. Jangan sampai terlena. “Sudah dekat, tapi bukan berarti kita bisa santai. Mari kita pastikan suara SarKanaah di tiap TPS,” ujarnya, penuh semangat.
Mengakhiri malam, Syahar mengajak masyarakat untuk mencoblos nomor 2 di tanggal 27 November nanti. “Jangan lupa, pilih nomor 2—coblos yang ada perempuan,” katanya, menutup orasi dengan senyum dan janji yang menggetarkan hati para pendukung.
Malam itu, Desa Cenrana bukan sekadar menyaksikan hujan mereda. Mereka melihat sebuah harapan baru yang mungkin bisa mengubah tanah mereka jadi lebih subur dan kehidupan jadi lebih sejahtera.(*)
Tinggalkan Balasan