Global.com –Camellia Panduwinata atau yang lebih dikenal dengan Teh Camel memang sudah 5 tahun terakhir berkecimpung di dunia politik. Karir Teh Camel di kancah politik Indonesia dapat dibilang cukup sukses. Apalagi kini Teh Camel juga tengah mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI Dapil III Jabar dari Partai PKB.
Saat sesi wawancara di tengah kesibukannya Senin (14/08/2023) lalu, Teh Camel membagikan sedikit kiat anti money politic. Menurut Teh Camel dirinya tidak memiliki trik atau standar khusus. Teh Camel pun membagikan beberapa hal yang dilakukannya untuk menghindari money politic selama berkecimpung di dunia politik.
“Tak ada standard khusus. Gak ada template juga. Tapi nyaleg gak cuma sekedar tentang dana sih. Kalo mau dijelasin juga rumit tapi kalo dirangkum semua ada beberapa poin yang bisa dibilang garis besarnya lah,” Ucap Teh Camel.
Berikut 3 Trik Jadi Caleg Anti Money Politic Ala Camellia Panduwinata :
1. Integritas si Caleg
Integritas adalah salah satu modal sosial yang harus dimiliki seorang Caleg. Jadi bukan hanya berdasar pada banyaknya uang yang keluar.
“Mereka yang modal sosialnya kecil, tak dikenali di Dapilnya, cuma turun di daerah itu saat mau ada pemilu aja, ketokohannya di tempat itu tak ada jejaknya (belum diakui sebagai tokoh oleh pemilih), tidak ada track record berbuat banyak untuk orang banyak (yang diakui/dirasakan di mana saja dan terutama di Dapilnya), tentu saja berat. Apalagi yang turun ke pemilihnya instant. mepet ke Pemilu. Pasti jadi merasa harus pake cara instant semacam bagi-bagi uang atau barang mahal,” Jelas Teh Camel.
2. Kinerja Caleg
Seberapa mikro, intens, massif, tertata, terukur, termonitor kerja elektoral yang sifatnya non-money politic bagi caleg. Semakin mikro, intens, massif, tertata, terukur, dan termonitor kerja elektoralnya, semakin rendah kebutuhan untuk money politic.
“Banyak Caleg gagal bukan karena uangnya kurang, tapi karena kerjanya gak mikro (kurang turun sampe ke bawah), kurang intens (males dan alakadarnya), kurang massif, kurang tertata-terukur-termonitor (misalnya gak pake zona prioritas kerja padahal Dapilnya gede banget). Banyak banget Caleg keluar uang banyak tapi gagal,” Ungkap Teh Camel.
3. Dukungan Partai
Seberapa besar dan adil dukungan dari partai juga berpengaruh. Bukan dukungan logistik, tapi juga berbentuk keputusan pimpinan tentang pencalegan yang rasional dan adil, sistem tandem yang dikendalikan dan dikelola secara baik lewat aturan partai, sistem monotoring dan evaluasi yang layak yang dimiliki partai, disediakannya berbagai perangkat lunak (software) digital oleh partai untuk mengefisienkan kerja Caleg.
“Kalo sistem dukungan partai ini gak ada, wajar jika caleg-calegnya harus keluar dana besar, terjebak bermain money politics dan akhirnya tak efektif. Sekadar contoh, Kalo partai atur sisten tandem yang adil dan bagus, yang membuat secara internal ada kompetisi sekaligus ada kokaborasi, maka para Calegnya akan terbantu lebih mengefisienkan kerja pemenangan. Tandem yang memberatkan, cuma jadi beban dan fungsinya terbatas, terjadi karena gak ada aturan, gak ada sistem,” Pungkas Teh Camel.
Teh Camel juga menambahkan bahwa satu partai akan bisa meraih kursi di satu Dapil karena gabungan suara yang diraih masing-masing calegnya dan suara pencoblos partai (tanda gambarnya) cukup besar.
“Jadi Caleg bisa meraih kursi di satu Dapil umumnya, hampir semuanya, karena sejumlah ia gak sendirian. Partainya dipilih cukup signifikan pemilih. Begiru juga caleg – caleg lainnya di partai yang bersangkutan, yakni dapateraih suara signifikan,” Imbuh Teh Camel.
Tak dapat dipungkiri, Teh Camel juga mengakui jika faktor finansial juga memegang peranan yang cukup penting.
“Di luar ketiga faktor itu, besaran uang juga memainkan peranan. Jika ketiga faktor tadi besar, tak perlu uang sangat besar, apalagi sampe Rp 40M, untuk bisa memenangkan kursi DPR RI,” Jelas Teh Camel.
Tinggalkan Balasan