Jakarta, Global.com – Masjid Istiqlal mendapatkan kehormatan dari Paus Fransiskus Kepala Gereja Katolik Dunia dan Penguasa Negara Kota Vatikan. Berikut jadwa Paus di Indonesia, 2 September 2024 Paus bertolak dari Bandara Internasional Fiumicino Roma menuju Jakarta pada pukul 17.15 waktu Roma, Italia. 3 September 2024 Paus tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada pukul 11.30 WIB. Pada waktu ini, akan ada sambutan resmi dari Indonesia untuk sang Bapa Suci. 4 September 2024 Pada pukul 10.00 WIB, Paus akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. 5 September 2024 Pada Kamis, Paus Fransiskus bakal menghadiri pertemuan dengan tokoh antaragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, sekitar pukul 09.00 WIB.
Kunjungan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal dihadiri Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-dunia; Menteri Pertahanan, Presiden Terpilih RI; Menteri Agama RI (Wakil Menteri Agama); Menteri Keuangan RI; Menteri Komunikasi dan Informasi RI; Menteri Investasi RI; Bapak Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019; Professor Doktor M. Quraish Shihab (Ketua Majelis Hukama al-Muslimin Indonesia); Ketua Majelis-majelis Agama dan Kepercayaan se-Indonesia.
Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A menyampaikan selamat datang kepada Paus Fransiskus di Indonesia, khususnya di Rumah Besar umat Islam Masjid Istiqlal.
“Your Holiness, Paus Fransikus, Ahlan wa Sahlan, salam hormat dan selamat datang kami ucapkan, saya sangat bersuka-cita karena menyambut Yang Mulia di Masjid Istiqlal Rumah Besar Umat Islam”, ungkap Nasaruddin dalam sambutannya.
Tambah Nasaruddin, Sejak saya bertugas sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, saya telah menegaskan bahwa Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah bagi umat Islam, tetapi juga rumah besar bagi kemanusiaan. Saya berprinsip, bahwa humanity is only one, maka siapapun boleh masuk dan mendapatkan manfaat dari Masjid Istiqlal, tentu saja dengan ketentuan dan adab yang berlaku di lingkungan masjid. Siapapun boleh masuk untuk mencari kebaikan bagi umat manusia melalui masjid ini. Sejak awal, Masjid Istiqlal berfungsi untuk membudayakan dan melayani semua orang.
Masjid Istiqlal juga secara reguler melaksanakan kegiatan interfaith, intercultural, diplomatic activities, dan lainnya. Masjid Istiqlal dilengkapi dengan berbagai fasilitas pembelajaran formal dari Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (Raudhatul Athfal), pendidikan dasar dan menengah yang siswanya mencapai 1100 pelajar.
“Kami juga mengadakan Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI), khususnya ulama Perempuan di level Master dan Doktoral berkolaborasi dengan Universitas PTIQ Jakarta, dan kampus-kampus besar dunia, baik di Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Semua ini bertujuan untuk menciptakan ulama masa depan yang moderat dan mendunia”, ungkap Imam Besar kepada Paus Fransikus.
PKUMI adalah program yang dibiayai secara full oleh Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan RI yaitu Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). “Program ini diharapkan mampu menciptakan ulama moderat yang mendunia sama seperti Imam Besar Masjid Istiqlal yang telah mampu mempersudarakan umat beragama di Indonesia dan dunia lewat kehadiran Paus Fransikus di Masjid Istiqlal”, ungkap Dr. Mulawarman Hannase Manajer PKUMI.
Baru-baru ini kami mengirim puluhan mahasiswa PKUMI ke Universitas Al-Azhar di Masir dan Universitas Hartford di Amerika Serikat. Sesuai visi-misi PKUMI “Moderat Mendunia”, PKUMI diharapkan menjadi lembaga yang mempu mencetak ulama-ulama moderat yang membawa kedamaian di Indonesia dan dunia, tutup Mulawarman Hannase.
Tinggalkan Balasan