
Harga Cabai Naik di Pasar Rakyat Pangkajene, Ini Dugaan Penyebabnya
Sidrap, katasulsel.com — Harga Capsicum frutescens atau cabaiatau cabai rawit di Kabupaten Sidrap melonjak tajam. Pantauan di Pasar Rakyat Pangkajene, Senin, 28 April 2025, mencatat harga cabai rawit menembus Rp50.000 per kilogram (Kg). Peningkatan tajam ini diduga memicu kombinasi anomali cuaca, gangguan distribusi, serta tingginya biaya logistik.
“Cabai sekarang memang mahal, karena banyak tanaman yang rusak, jadi katanya pasokannya sedikit,” ujar Ramlah (42), pengunjung pasar.
Secara ilmiah, produksi cabai rawit sangat bergantung pada kondisi agroklimat. Anomali cuaca seperti fenomena El Niño menyebabkan musim kemarau berkepanjangan, berdampak pada penurunan kualitas tanah dan gangguan fotosintesis. Akibatnya, produktivitas tanaman cabai menurun drastis di sejumlah daerah penghasil.
Di Sidrap, kelangkaan ini kian merasa mendapat pasokan dari tetangga kabupaten seperti Enrekang dan Pinrang juga terganggu.
Tidak hanya faktor alam, distribusi cabai rawit pun mengalami hambatan. Menurut Yusran, salah satu pedagang di Pasar Rakyat Pangkajene, pasokan yang biasanya mencapai 5-6 karung kini menyusut menjadi dua karung per pengiriman.
“Biasanya bisa bawa banyak, sekarang sedikit. Ongkos kirim juga naik,” keluh Yusran.
Harga bahan bakar minyak (BBM) yang meningkat turut memperparah biaya logistik, sehingga berdampak langsung pada harga jual cabai di pasar.
Kondisi harga yang tinggi membuat konsumen, khususnya ibu rumah tangga, harus berhemat dalam penggunaan cabai. Lilis (35), salah seorang pembeli, mengaku kini lebih memilih saat berbelanja kebutuhan dapur.
“Kalau sudah begini, mau tidak mau kita harus pintar-pintar pakai cabai, jangan boros,” ujar Lilis sambil menakar cabai dengan raut kecewa.
Jika tidak segera diintervensi, harga cabai rawit berpotensi terus naik, apalagi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang biasanya meningkatkan permintaan. Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah-langkah strategis seperti operasi pasar atau subsidi transportasi untuk menahan laju harga. (*)
Tinggalkan Balasan