Kategori
Buton

Warga Kulisusu Utara Teriak Minta Tolong, Bom Ikan Bikin Laut Jadi Neraka

Buton Utara, katasulsel.com – Laut bukan hanya air dan gelombang. Ia adalah ruang hidup. Di Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara (Butur), ruang hidup itu kini retak. Pelakunya: pemboman ikan.

Bukan isapan jempol. Bukan sekadar rumor nelayan. Tapi realita yang mengikis masa depan mereka, satu ledakan demi ledakan.

Praktik destruktif ini bukan sekadar melanggar hukum. Ia merobek jantung ekosistem. Terumbu karang luluh lantak, tempat ikan berkembang musnah. Ledakan bawah laut membunuh lebih dari sekadar ikan—ia membunuh harapan.

Yang lebih menyakitkan, para pelaku bukan warga lokal. Mereka datang dari luar daerah. Tak membawa rasa hormat, hanya ambisi. Mereka ambil hasil laut, tinggalkan kerusakan.

“Dulu, kami bisa melaut dekat pantai, hasilnya cukup. Sekarang harus ke tengah laut, jauh, lama, tapi ikan makin sedikit,” keluh seorang nelayan lokal, Minggu (13/4/2025).

Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU Fishing)—itulah istilah globalnya. Tapi di sini, istilah itu punya wajah. Wajah nelayan yang kecewa. Wajah laut yang murung.

Bom ikan bukan hanya persoalan konservasi. Ini krisis keberlanjutan. Saat karang hancur, ikan pergi. Saat ikan pergi, nelayan kehilangan harapan. Siklusnya kejam.

Masyarakat Kulisusu Utara tak tinggal diam. Mereka bersuara, mendesak aksi nyata. Mereka ingin laut dijaga. Mereka ingin pelaku ditindak. Mereka ingin masa depan.

“Kami tak menolak orang mencari nafkah. Tapi jangan dengan cara brutal. Jangan hancurkan laut kami,” tegas seorang tokoh nelayan.

Seruan ini bukan ancaman. Ini panggilan darurat ekologi. Pemerintah daerah, aparat keamanan laut, hingga lembaga konservasi, diminta hadir. Bukan besok. Tapi sekarang.

“Kulisusu Utara butuh perlindungan. Sekarang. Sebelum semuanya terlambat,” ucap warga lainnya, menutup suara dengan harapan.

Laut bukan hanya soal ekonomi. Ia soal identitas, warisan, dan kehidupan. Jika Kulisusu Utara kehilangan lautnya, maka kita semua kehilangan lebih dari sekadar ikan.(*)

Kategori
Berita Buton

Bupati Butur Tinjau Langsung Sentra Produksi Garam di Desa Rombo

Buton Utara, katsulsel.com – Bupati Buton Utara (Butur), Afirudin Mathara bersama Wakil Bupati Butur, Rahman, melakukan kunjungan langsung ke lokasi pembuatan garam di Desa Rombo, Kecamatan Kulisusu, Kamis (10/4/2025).

Kunjungan ini menjadi bentuk dukungan nyata Pemerintah Daerah terhadap pengembangan potensi garam lokal.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Afirudin menegaskan pentingnya kolaborasi antara petani garam dan dinas terkait untuk memperkuat legalitas dan daya saing produk garam lokal.

Ia mendorong agar dilakukan identifikasi kebutuhan dalam proses produksi, termasuk legalitas perizinan dan strategi pemasaran yang tepat sasaran.

“Garam lokal yang dikelola oleh BUMDes perlu mendapat perhatian lebih, khususnya dari sisi legalitas produk dan akses pasar,” ungkapnya

“Pemerintah Daerah siap memberikan intervensi agar garam Butur dapat dipasarkan secara lebih luas dan layak dikonsumsi masyarakat,” jelas Bupati.

Ia juga menyampaikan harapannya agar produk garam lokal Buton Utara tidak hanya menjadi konsumsi internal, tetapi juga memiliki daya saing di luar daerah.

“Dengan begitu, sektor ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” harapnya.

Laporan: Asman Ode

Kategori
Buton

Tak Kenal Libur, Bupati Butur Turun ke Lapangan Demi Masa Depan Daerah

Buton Utara, katasulsel.com – Di saat sebagian besar orang menikmati libur panjang cuti bersama, Bupati Buton Utara (Butur), Afirudin Mathara, justru sibuk menyusuri jalan-jalan rusak dan meninjau sekolah-sekolah yang membutuhkan perhatian.

Bagi Bupati, tidak ada waktu untuk bersantai ketika rakyat masih menghadapi keterbatasan infrastruktur.

Hari itu, Minggu (6/4/2025), mentari baru saja menampakkan sinarnya ketika Bupati Afirudin, memulai perjalanannya ke pelosok wilayah Butur.

Tujuannya jelas, melihat langsung kondisi infrastruktur jalan dan fasilitas pendidikan yang selama ini menjadi keluhan warga.

“Cuti bersama bukan menjadi penghalang bagi saya dan Pak Rahman untuk bekerja membangun daerah ini,” tegas Afirudin

Salah satu lokasi yang Ia tinjau adalah jembatan di Desa Tatombuli, Kecamatan Bonegunu, yang menjadi urat nadi penghubung warga.

Tak hanya itu, Bupati juga menyempatkan diri menengok langsung kondisi SDN 1 Kioko di Kelurahan Bonegunu, sebuah sekolah dasar yang kondisi bangunannya dinilai sangat mengkhawatirkan.

“Mulai dari bangunan utama hingga fasilitas penunjang lainnya, semuanya sangat memprihatinkan. Kita ingin bicara mutu pendidikan, tapi infrastruktur harus berjalan beriringan. Hanya dengan begitu cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat konstitusi UUD 1945 bisa tercapai,” jelasnya.

Komitmen Bupati Butur tak hanya sekedar janji di balik meja. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah tentang hadir dan merasakan langsung apa yang dirasakan rakyat.

Dengan langkah-langkah nyata, Afirudin Mathara ingin memastikan bahwa Buton Utara tidak tertinggal baik dalam pembangunan infrastruktur jalan maupun kualitas pendidikan.

Laporan: Asman Ode

Kategori
Buton

Bupati Butur Cek Kondisi Jembatan Tambatan Perahu Desa Tatombuli

Buton Utara, katasulsel.com – Langkah Bupati Buton Utara, Afirudin Mathara menyusuri pesisir Desa Tatombuli, Kecamatan Bonegunu, bukan sekedar kunjungan biasa.

Di tengah debur ombak dan semilir angin laut, Bupati menyaksikan sendiri bagaimana kondusi sebuah tambatan perahu yang reyot menjadi satu-satunya tumpuan para nelayan menggantungkan asa.

“Bukan hanya infrastruktur sekolah yang kami perhatikan. Kemarin saya juga meninjau langsung kondisi tambatan perahu di Desa Tatombuli. Infrastruktur ini sangat penting bagi para nelayan, namun keadaannya kini sangat memprihatinkan,” ujar Bupati.

Tambatan perahu yang seharusnya menjadi pengaman dan penghubung, kini justru menjadi ancaman bagi keselamatan.

Meski tidak layak pakai, nelayan tak punya pilihan lain itu satu-satunya fasilitas yang tersedia dari pemerintah hingga saat ini.

Melihat kenyataan ini, Bupati menyatakan komitmennya untuk segera mengambil langkah konkrit.

“Insyaallah kami akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait agar masalah ini bisa segera diselesaikan,” tegasnya.

Laporan: Asman Ode

Kategori
Buton

Alhamdulillah, SAR Temukan Anak Yang Hilang di Hutan Buton

Buton, katasulsel.com – Tim SAR Gabungan berhasil menemukan Wa Sarpin (12), anak yang dilaporkan hilang di hutan Desa Manuru, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton.

Korban ditemukan dalam kondisi selamat pada pukul 15.30 WITA, sekitar 5 km ke arah barat laut dari lokasi terakhir terlihat (LKP).

Hal itu disampaikan oleh kepala KPP Kendari Amiruddin melalui keterAngan tertulisnya, Selasa (25/3/2025).

Amiruddin menambahakan, Setelah ditemukan, korban langsung dievakuasi ke rumahnya dan diserahkan kepada pihak keluarga.

“Dengan demikian, Operasi SAR dinyatakan selesai dan resmi ditutup, serta seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke satuan masing-masing,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Seorang anak perempuan Wa Sarpin (12) dikabarkan hilang di hutan Desa Manuru, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton.

Laporan kehilangan warga Dusun Wasabhose, Desa Manuru ini diterima melalui Comm Centre KPP Kendari pada pukul 14.22 Wita dari saudara La Budi.

Menindaklanjuti laporan tersebut, pada pukul 14.30 WITA, Tim Rescue Pos SAR Baubau segera diberangkatkan menuju lokasi kejadian (LKP).

Kepala KPP Kendari, Amiruddin mengungkapkam setelah mendapatkan informasi tim SAR langsung diberangkatkan dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung pencarian dan pertolongan.

“Jarak tempuh menuju lokasi sekitar 79 KM dari Pos SAR Baubau,” ungkapnya.

Amiruddin mengungkapakan Korban terakhir terlihat pada Jumat, 21 Maret 2025, sekitar pukul 16.00 WITA.

Saat itu, korban sedang bermain di luar rumah dan terakhir diketahui berada di hutan sekitar 500 meter dari rumahnya.

“Upaya pencarian telah dilakukan oleh pihak keluarga serta masyarakat sekitar, namun hingga saat ini belum membuahkan hasil,” ujarnya.

Adapun uUnsur yang terlibat dalam Operasi SAR ini diantaranya, Staf Operasi KPP Kendari, Pos SAR Baubau, Masyarakat setempat dan Keluarga korban.

Laporan: Asman Ode

Kategori
Buton

Doa dan Air Mata di Buton, Gadis 12 Tahun Hilang Dalam Pencarian Tim SAR Baubau

Buton — Buton masih terjaga dalam keheningan, tapi ada kisah yang membuat udara terasa berat di Desa Manuru, Kecamatan Siotapina.

Seorang anak perempuan, Wa Sarpin, usianya baru 12 tahun, lenyap begitu saja. Hutan yang biasanya menjadi teman bermainnya, kini berubah menjadi labirin tanpa ujung.

Jumat sore itu, 21 Maret 2025, Wa Sarpin terlihat terakhir kali.

Matahari belum sepenuhnya tenggelam, namun bayang-bayang sudah mulai memanjang.

Ia bermain tak jauh dari rumahnya, hanya sekitar 500 meter, tapi siapa sangka langkah kecilnya menuju hutan menjadi langkah terakhir yang diketahui.

Pukul 16.00 WITA adalah waktu terakhir ia terlihat.

Setelah itu, seperti daun kering yang diterbangkan angin, jejaknya hilang begitu saja. Keluarga panik. Masyarakat bergerak.

Tapi hutan Manuru seperti ‘menelan’ gadis kecil itu tanpa meninggalkan petunjuk apa pun.

Laporan kehilangan diterima oleh Comm Centre KPP Kendari pukul 14.22 WITA keesokan harinya.

La Budi, seorang kerabat, menyampaikan kabar yang membuat tim SAR langsung bersiap. Hanya delapan menit berselang, Tim Rescue Pos SAR Baubau diberangkatkan.

Mereka membawa harapan dan peralatan pencarian.

“Jaraknya 79 kilometer dari Pos SAR Baubau,” ungkap Amiruddin, Kepala KPP Kendari.

Ia memastikan tim bergerak cepat, meski medan yang dihadapi bukanlah jalan mulus.

Hutan Manuru bukan sekadar hamparan pohon, tapi juga misteri yang tak mudah dijinakkan.
Sejak saat itu, pencarian menjadi perlombaan melawan waktu. Keluarga, masyarakat setempat, hingga tim SAR bergabung dalam operasi ini.

Namun hingga kini, Wa Sarpin masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.

Hutan Manuru seperti diam membisu, menyimpan rahasia di balik rimbunnya pepohonan. Apakah ia tersesat?

Atau ada sesuatu yang lebih kelam menunggunya di sana? Pertanyaan-pertanyaan itu menggantung di udara, membuat setiap langkah pencarian terasa seperti menelusuri bayangan di tengah malam.

Masyarakat Dusun Wasabhose terus berharap, meski harapan itu mulai terasa seperti benang tipis yang hampir putus.

Di setiap sudut desa, doa-doa dipanjatkan, memohon agar Wa Sarpin ditemukan dalam keadaan selamat.

Namun hingga kini, hutan tetap bungkam. Dan Wa Sarpin? Ia masih menjadi sosok kecil yang hilang di antara daun-daun yang berguguran dan angin yang berbisik pelan.(*)

Kategori
Buton HEADLINE Sorotan

Surat BKN Gegerkan Buton Selatan, Pejabat Diblokir? Ini Klarifikasinya

Kendari, katasulsel.com – Surat dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan nomor 2927/B-AK.02.02/SD/K/2025 tiba-tiba jadi buah bibir di Buton Selatan.

Surat itu bak petir di siang bolong, menyebut pemblokiran data pejabat di sana?

Isu mulai liar, gosip bertebaran, dan media sosial penuh spekulasi. Namun, Pj Sekda La Ode Darul Salam langsung tampil menenangkan suasana.

“Ini cuma urusan administratif. Jangan sampai jadi bola liar,” tegasnya.

Ia meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) tetap fokus bekerja. Jangan terpancing provokasi.

Jangan pula ada yang coba-coba menjadikan isu ini sebagai senjata politik.

“ASN di sini harus tetap menjalankan tugasnya seperti biasa,” tambahnya, dengan nada serius namun menenangkan.

Bupati Buton Selatan, H. Muhammad Adios, juga tak tinggal diam. Baru saja menjabat, ia langsung dihadapkan pada drama birokrasi ini. Namun, ia terlihat santai tapi penuh perhitungan.

“Saya tidak ingin ada drama berlebihan. Pemerintahan harus stabil. Kalau perlu evaluasi, ya kita lakukan,” ujarnya.

Adios mengisyaratkan bahwa evaluasi besar-besaran akan segera terjadi. Tidak tanggung-tanggung, ia menyebut kemungkinan perombakan struktur Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Tujuannya? Memastikan mereka yang duduk di kursi strategis benar-benar kompeten dan tahu apa yang mereka lakukan.

“Kalau mau bantu saya, ya harus siap kerja keras. Saya butuh tim yang solid,” katanya sambil tersenyum tipis namun penuh makna.

Dalam dunia hukum administrasi negara, kewenangan kepala daerah untuk melakukan perombakan kabinet adalah hak prerogatif.

Bersambung…

Kategori
Buton

Tak Sekadar Kursi Ketua, Josri Ingin Revolusi Politik PAN Butur

Buton Utara, katasulsel.com — Buton Utara jadi atensi. Kontestasi internal PAN makin menggeliat setelah Josri, anggota DPRD Buton Utara tiga periode, resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua DPD PAN Buton Utara.

Langkah ini bukan sekadar seremoni, tapi sinyal kuat bahwa PAN Butur akan mengalami perubahan besar.

Josri menyerahkan berkas pendaftaran langsung ke Ketua Pelaksana Musda, Jumsir Lambau, di Sekretariat DPD PAN, Senin (17/3/2025).

Dengan gerakan terukur dan strategi yang matang, ia siap bertarung dalam Musda yang diyakini bakal berlangsung seru.

“Saya siap mengikuti proses ini dengan terbuka dan transparan. Ini bukan sekadar perebutan kursi, tapi upaya membangun PAN yang lebih kuat dan solid,” ujar Josri, tegas.

Bukan pemain baru, Josri sudah lama malang melintang di PAN. Dari Wakil Bendahara, Wakil Ketua, hingga menjadi legislator dengan perolehan suara tertinggi tiga kali berturut-turut.

Karier politiknya tajam, pengalaman organisasinya tebal, dan loyalitasnya ke PAN tak perlu diragukan.

Pendaftaran ini juga sejalan dengan Instruksi DPP PAN Nomor: PAN/A/KU-SJ/012/II/2025 yang mengamanatkan percepatan Musda di seluruh daerah. Artinya, medan pertarungan sudah disiapkan.

Kini tinggal menanti siapa yang benar-benar mendapat restu dari “langit PAN.”

Tak bisa dipungkiri, Josri punya daya tawar tinggi. Elektabilitasnya tak main-main, modal politiknya mengakar kuat, dan jejaringnya luas.

Apakah ini akan jadi jalan mulus baginya untuk menggenggam tongkat komando PAN Butur?

Musda semakin dekat, suhu politik PAN Buton Utara naik. Siapapun yang menang, partai berlambang matahari ini butuh pemimpin yang bukan sekadar pengendali struktur, tapi juga petarung di arena politik Butur.

Akankah Josri mendapatkan “restu sakti” dari DPP? Ataukah ada kejutan di menit-menit akhir? Yang jelas, pertarungan baru saja dimulai. (*)

Kategori
Buton Buton Utara

Berita Buton Utara Hari Ini – Update Terkini & Terbaru | Katasulsel.com

Kategori
Buton

Kader PAN Butur Melawan, DPP Diminta Evaluasi Kepemimpinan

Buton Utara, katasulsel.com – Sejumlah kader Partai Amanat Nasional (PAN) di Kabupaten Buton Utara (Butur) mulai angkat suara. Mereka kecewa dengan kepemimpinan partai yang dianggap otoriter dan tidak demokratis.

Para kader mengeluhkan pola kepemimpinan yang tertutup dan tidak melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan penting.

Mereka merasa partai ini dikelola seperti perusahaan pribadi, bukan organisasi politik yang mengedepankan musyawarah.

“Kami kecewa! PAN di Butur sudah jauh dari semangat demokrasi. Semua keputusan penting hanya ditentukan oleh segelintir orang,” ujar salah satu kader yang enggan disebutkan namanya, Jumat (14/3/2025).

Menurut mereka, mekanisme partai yang seharusnya terbuka kini semakin menyempit.

Aspirasi kader di tingkat bawah sering diabaikan. Akibatnya, banyak kader merasa kehilangan arah dan semangat dalam berjuang untuk partai.

Kondisi ini dinilai berbahaya bagi soliditas PAN di Buton Utara. Saat ini, PAN adalah partai dominan di daerah tersebut, dengan tujuh kursi legislatif. Namun, jika kepemimpinan tertutup ini terus berlangsung, posisi PAN di Butur bisa terancam.

DPP Diminta Bertindak!Para kader kini berharap Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN turun tangan. Mereka mendesak agar ada evaluasi menyeluruh terhadap kepemimpinan PAN di Buton Utara.

“DPP harus turun tangan! Jika tidak, PAN di Butur bisa kehilangan kekuatan karena kadernya sudah mulai resah,” tegas seorang kader lainnya.

Sementara itu, DPP PAN memang telah mengeluarkan instruksi untuk segera melakukan penjaringan calon ketua. Instruksi ini merupakan tindak lanjut dari Kongres VI PAN pada 23-24 Agustus 2024 di Jakarta.

Dalam surat Nomor: PAN/A/KU-SJ/012/II/2025, DPP meminta agar proses Musyawarah Wilayah (Muswil) dan Musyawarah Daerah (Musda) segera disiapkan. Berikut ketentuannya:

Pembentukan kepanitiaan paling lambat 8 Maret 2025.

Pendaftaran bakal calon formatur DPW dan DPD PAN dibuka mulai 9-17 Maret 2025.

Laporan hasil pendaftaran diserahkan ke DPP paling lambat 19 Maret 2025.

Jadwal Muswil dan Musda ditentukan oleh DPP PAN.

Acara Muswil dan Musda dilaksanakan secara hybrid.

Ketua Bappilu DPW PAN Sultra, Sukarman, menegaskan bahwa proses penjaringan harus dilakukan secara terbuka.

Jika ada DPD yang menutup diri, maka itu sudah melanggar prinsip demokrasi partai.

“Mestinya dibuka untuk siapa saja! Kalau ada yang mau mencalonkan diri, silakan daftar,” kata Sukarman, Senin (10/3/2025).

Hingga berita ini diterbitkan, pimpinan PAN Buton Utara belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan para kader.

Laporan: Asman Ode

Kategori
Buton Buton Utara Politik

PAN Butur dan Politik Bisik-Bisik, Kader Tak Dilibatkan

Buton Utara, katasulsel.com — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), resmi menginstruksikan seluruh DPW dan DPD untuk segera menjaring calon ketua.

Instruksi ini merupakan tindak lanjut dari hasil Kongres VI PAN yang digelar di Jakarta, 23-24 Agustus 2024.

Tak main-main, perintah itu tertuang dalam surat Nomor: PAN/A/KU-SJ/012/II/2025, yang mengatur teknis pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) dan Musyawarah Daerah (Musda).

Ketentuannya jelas. Kepanitiaan Muswil dan Musda harus terbentuk paling lambat 8 Maret 2025.

Pendaftaran bakal calon formatur DPW dan DPD PAN dibuka dari 9 hingga 17 Maret 2025.

Laporan hasil pendaftaran dikirim ke DPP PAN paling lambat 19 Maret 2025.

Jadwal pelaksanaan Muswil dan Musda ditentukan oleh DPP PAN.

Proses Muswil dan Musda digelar secara hybrid.

Ketua Bapilu DPW PAN Sultra, Sukarman, menegaskan bahwa penjaringan ini harus dilakukan secara terbuka.

Ia mengingatkan agar tidak ada upaya menutup akses bagi siapa pun yang berminat mencalonkan diri.

“Mestinya itu dibuka buat siapa saja,” tegas Sukarman kepada media ini, Senin (10/3/2025).

Butur Bermain Tertutup?

Sejumlah DPD PAN di Sulawesi Tenggara langsung menindaklanjuti instruksi ini dengan membuka proses penjaringan secara transparan.

Bersambung..

Kategori
Buton Buton Utara

Bupati Buton Utara: OPD Jangan Cuma Habiskan Anggaran, Harus Bisa Hasilkan PAD

Butur, katasulsel.com — Buton Utara (Butur) kembali menggeliat di bawah kepemimpinan Afirudin – Rahman. Tak main-main, Bupati Butur Afirudin mengeluarkan tantangan terbuka kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayahnya: jangan hanya jadi mesin penghabisan anggaran, tapi harus kreatif dalam mencari pendapatan asli daerah (PAD)!

“Kami akan tantang mereka. OPD yang berpotensi menghasilkan PAD harus kreatif, bisa memikirkan cara mendapatkan uang,” tegas Afirudin saat ditemui di Rumah Jabatan (Rujab), Rabu (5/6/2025).

Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah Buton Utara untuk merombak pola pikir birokrasi yang selama ini lebih banyak bergantung pada alokasi dana pemerintah tanpa inovasi. Afirudin mengingatkan, tanpa perubahan mindset, daerah akan terus bergantung pada anggaran pusat tanpa memiliki daya saing yang kuat.

Dalam arahannya, Bupati menekankan agar OPD tidak hanya sibuk mengelola dan menghabiskan anggaran, tetapi juga memutar otak untuk menggali potensi ekonomi yang bisa meningkatkan kas daerah.

“Jangan sampai OPD hanya jadi institusi yang tugasnya belanja. Harus ada nilai tambah yang bisa dirasakan oleh masyarakat dan pembangunan daerah,” katanya dengan nada tegas.

Langkah ini menjadi gebrakan awal bagi pemerintah Buton Utara untuk mendorong tata kelola daerah yang lebih mandiri. Dengan inovasi yang tepat, OPD diharapkan mampu menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan, baik melalui sektor pariwisata, perikanan, pertanian, maupun potensi lokal lainnya.

“Banyak potensi daerah yang bisa dikembangkan. Jangan terpaku pada pola lama. Kita harus keluar dari zona nyaman dan mulai berpikir bagaimana caranya daerah ini bisa mandiri,” tambah Afirudin.

Langkah tegas ini menjadi sinyal kuat bahwa era birokrasi nyaman tanpa inovasi di Butur telah berakhir. Kini, para pejabat OPD tak bisa lagi sekadar duduk manis menunggu anggaran turun. Mereka harus berani berpikir kreatif, mencari solusi, dan menciptakan strategi untuk mendongkrak pundi-pundi daerah.

Apakah OPD Butur siap menghadapi tantangan ini? Atau justru tetap nyaman dengan kebiasaan lama? Waktu yang akan menjawab. (*)

Kategori
Buton Buton Utara

Afirudin Mathara Inginkan Jalan Mulus dan Listrik Stabil di Buton Utara

Buton Utara, katasulsel.com – Bupati Buton Utara, Afirudin Mathara, tancap gas! Perbaikan jalan kabupaten jadi prioritas utama pemerintahannya.

Senin (3/3/2025), usai acara Serah Terima Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara di Kantor Gubernur Sultra, Afirudin menegaskan komitmennya.

“40 kilometer jalan kabupaten rusak. Ini di pesisir, Kecamatan Kulisusu Utara. Harus segera ditangani,” ujarnya tegas.

Program ini masuk dalam 100 hari kerja bersama wakilnya, Rahman. Tak mau berlama-lama, pemerintah langsung bergerak.

Sementara itu, jalan provinsi di Buton Utara juga rusak parah. Total 113 kilometer, terutama di perbatasan menuju Ereke.

“Jalan provinsi jadi program Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka. Tapi belum tahu berapa kilometer yang akan dialokasikan,” jelasnya.

Tak hanya jalan, listrik pun jadi keluhan warga. Afirudin berjanji segera koordinasi dengan PLN.

Jalan mulus, listrik stabil, Buton Utara bangkit! Mampukah Afirudin memenuhi janji? Kita lihat dalam 100 hari ke depan. (*)

Kategori
Buton Buton Utara

Buton Utara Tak Lupa, Sejarahnya Masih Bernyawa

Di utara Pulau Buton, tersembunyi kisah yang terukir dalam batu. Buton Utara Tak Lupa, Sejarahnya Masih Bernyawa

Laporan: Edy Basri

EREKE, ibukota Buton Utara, bukan sekadar titik di peta, melainkan simpul sejarah yang menyatukan jejak masa lalu dengan denyut kehidupan modern.

Benteng Kalisusu berdiri kokoh di sana, bukan sekadar susunan batu karang, melainkan saksi bisu kegigihan para leluhur dalam menjaga marwah dan martabatnya.

Seperti tameng yang melindungi tubuh dari ancaman, Benteng Kalisusu bukan hanya soal pertahanan fisik, tetapi juga simbol ketahanan budaya.

Dengan panjang dinding mencapai 3.700 meter, benteng ini membentang seperti pelukan kokoh yang menjaga jantung Ereke dari serangan musuh di masa lampau.

Pintu-pintu benteng menjadi gerbang menuju masa lalu, lorong waktu yang mengisahkan betapa tangguhnya peradaban di tanah ini.

Batu gamping dan batu karang yang menyusun benteng ini bukan sekadar material mati, melainkan saksi dari perlawanan terhadap bajak laut dan ancaman luar.

Setiap retakan di dindingnya menyimpan kisah heroik, setiap sudutnya menggemakan langkah para leluhur yang tak gentar menghadapi zaman.

Jika arsitektur bisa berbicara, maka Benteng Kalisusu berbisik tentang pengaruh luar yang diadaptasi dengan kecerdasan lokal.

Modelnya mengingatkan pada benteng-benteng Eropa seperti Fort Rotterdam di Makassar atau Nieuw Victoria di Ambon.

Namun, di tangan masyarakat Buton Utara, benteng ini bukan hanya pertahanan militer, tetapi juga ruang spiritual dan politik.

Di dalamnya, terselip masjid tua, tempat para pemimpin bersumpah setia pada negeri.

Bersambung…

Kategori
Buton Buton Utara

Tantangan Utama Afirudin Mathara Pimpin Buton Utara

Buton Utara, katasulsel.com — Afirudin Mathara sudah resmi menjabat Bupati Buton Utara.

Di awal kepemimpinannya, mau tak mau, ia harus menghadapi sejumlah tantangan dalam memajukan daerahnya.

Salah satu tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh Afirudin Mathara yakni minimnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dengan kapasitas fiskal yang terbatas, Bupati Afirudin ke depan harus mampu merancang strategi jitu

Tujuannya, agar program pembangunan tetap berjalan optimal dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

Mengambil gambaran APBD Buton Utara Tahun 2024 setelah mengalami perubahan, yakni hanya sekitar Rp763,97 miliar. Jauh dari kata cukup.

Bukan hanya itu. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buton Utara juga masih jauh panggang dari api.

Walapun PAD Buton Utara mengalami kenaikan sebesar 10 persen, namun angka ini juga dianggap masih jauh dari kata ideal jika dibandingkan dengan kebutuhan riil pembangunan daerah.

Menurut pengamat kebijakan publik, Budi S Dahlan, keterbatasan APBD menjadi tantangan struktural bagi pemerintah daerah dalam menjalankan roda pembangunan.

“Belanja daerah yang terbatas berpotensi menghambat berbagai program strategis, baik dalam sektor infrastruktur, pendidikan, maupun kesehatan,” ujarnya.

Sebagai kepala daerah, Afirudin Mathara, sebutnya, perlu mengoptimalkan berbagai strategi untuk mengatasi kendala keterbatasan anggaran.

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja daerah.

Dalam hal ini, program-program yang kurang berdampak luas perlu dikaji ulang agar anggaran dapat difokuskan pada sektor yang benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat.

Bersambung…

Kategori
Buton Buton Utara

Berita Terbaru Buton Utara Hari ini

Sejumlah peristiwa menarik terjadi di Kabupaten Buton Utara hari ini. Mulai dari perkembangan kebijakan pemerintah daerah, dinamika politik, hingga kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi sorotan dengan promosi destinasi baru yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

Kategori
Buton Sultra

Praktisi Hukum: Soal LP2B di Buton Utara Mesti Ditetapkan dalam Perda dan Tertuang di Peta Lokasi

Buton Utara – katasulsel.com – Isu pengalihan lahan pertanian kian menghangat. Seperti bola panas yang terus bergulir, perdebatan mengenai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) kini mencuat ke permukaan.

Apalagi, di Buton Utara, pembangunan Puskesmas Soloy Agung di Kecamatan Kulisusu Barat diduga telah menyerobot lahan yang seharusnya masuk dalam kawasan LP2B.

Praktisi hukum Kasno Awal menyoroti adanya dua regulasi terkait LP2B di Buton Utara: satu dalam bentuk Peraturan Bupati dan lainnya dalam Peraturan Daerah (Perda).

Namun, menurutnya, kedua regulasi ini justru menghadirkan kebingungan karena mencatat luas lahan yang berbeda.

“Dari dua peraturan ini, kita melihat ada perbedaan luasan lahan yang tercatat. Ini yang harus diperjelas, apakah karena ada pengalihfungsian atau faktor lain?

Selain itu, pelaporan LP2B ini dilakukan setiap tahun, jadi mestinya ada transparansi,” ujar Kasno, Rabu (26/2/2025).

Kasno menegaskan bahwa menurut aturan, LP2B harus ditetapkan dalam Peraturan Daerah dan dituangkan dalam peta lokasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati.

Peta ini nantinya masuk dalam dokumen tata ruang wilayah sebagai bagian dari peraturan zonasi.

Bersambung…

Kategori
Buton

Wabup Butur Rahman Pimpin Apel Perdana: Tegas, Singkat, Jelas

Buton Utara, Katasulsel.com – Wakil Bupati Buton Utara (Butur), Rahman, memimpin apel perdana di Halaman Sekretariat Daerah, Senin (24/2/2025).

Ini adalah momen pertama Rahman berhadapan langsung dengan jajaran OPD setelah dilantik oleh Presiden Prabowo pada 20 Februari 2025 di Istana Negara.

Dalam sambutannya, Rahman tak berbasa-basi. Instruksinya tegas: OPD harus patuh pada Bupati Afirudin Mathara. Tak boleh ada kebingungan.

“OPD ini organisasi besar. Kalau sudah ada perintah dari atas, jalankan! Jangan banyak tanya,” tegasnya.

Rahman mengingatkan bahwa terlalu banyak pihak ikut campur justru menghambat kemajuan daerah.

“Buton Utara tak akan maju kalau terlalu banyak yang urus. Kita hanya punya satu bupati, dan kita tunggu keputusannya,” ujar mantan anggota DPRD dua periode ini.

Ia pun menegaskan posisinya sebagai wakil.

“Saya tunduk dan patuh pada pimpinan,” tandasnya.

Rahman juga mengingatkan pentingnya komunikasi dan kerja sama antarinstansi. Ego sektoral harus ditinggalkan.

“Jangan ada permainan ‘kucing-kucingan’. Kalau ada masalah, duduk bersama, selesaikan!” pungkasnya.

Apel perdana ini memberi sinyal jelas: kepemimpinan di Butur akan berjalan dengan komando yang kuat dan terarah. Tak ada ruang untuk kebimbangan atau tarik-menarik kepentingan.(*)

Kategori
Buton

Jaringan Internet Suka Lemot di Buton Utara, Ajab: Bagaimana Ini Telkomsel?

Buton Utara, Katasulsel.com — Gangguan jaringan Telkomsel di Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara (Butur), kembali menjadi keluhan utama warga.

Memasuki bulan suci Ramadan, di saat masyarakat berharap koneksi stabil untuk berbagai keperluan, justru layanan internet malah sering bermasalah.

Sudah beberapa pekan terakhir, sinyal Telkomsel di wilayah Butur lebih sering menghilang daripada hadir. Alih-alih menikmati internet cepat, warga justru dibuat frustrasi dengan jaringan yang lebih sering “merajuk”. WhatsApp lemot, Facebook tak bisa dibuka, dan YouTube sekadar buffering tanpa ujung.

Ajab, seorang warga Kecamatan Kulisusu, menyebut kondisi ini bukanlah sesuatu yang baru. “Bagaimana ini Telkomsel? Ini bukan masalah dadakan.

Gangguan jaringan seperti ini sudah sering terjadi, tapi entah kenapa sampai sekarang belum ada solusi konkret dari pihak terkait,” ujarnya kepada media ini, Minggu (23/2/2025).

Ia menggambarkan betapa sulitnya mengakses internet di wilayahnya. “Kadang untuk sekadar mengirim pesan WhatsApp saja harus dicoba berkali-kali.

Apalagi kalau mau unggah sesuatu ke media sosial, itu seperti menunggu hujan di musim kemarau,” ujarnya dengan nada kecewa.

Masyarakat pun berharap agar Telkomsel segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki jaringan mereka.

“Kami hanya ingin layanan yang lebih baik. Jangan sampai kami terus-terusan jadi korban sinyal labil yang mengganggu aktivitas sehari-hari,” harap Ajab mewakili keresahan warga.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Telkomsel terkait keluhan ini.

Namun, satu hal yang pasti: di era digital seperti sekarang, jaringan internet yang stabil bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, melainkan urat nadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. (*)

Kategori
Buton

Bukan Mutasi Pejabat, Ini Agenda Utama Alvin Akawijaya Setelah Resmi Jabat Bupati Buton

Jakarta, Katasulsel.com – Jabatan bukan sekadar kursi, tapi amanah yang harus dijaga dengan nyali dan hati. Kamis (20/2/2025) menjadi momen bersejarah bagi Kabupaten Buton.

Di Istana Negara, Presiden RI Prabowo Subianto melantik Alvin Akawijaya dan Syarifuddin Saafa sebagai Bupati dan Wakil Bupati Buton periode 2025-2030. Namun, di balik sorotan kamera dan seremonial pelantikan, ada agenda besar yang menanti di tanah Buton.

Usai pelantikan, Alvin Akawijaya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat Buton yang telah memberikan kepercayaan kepadanya. “Ini bukan tentang saya, bukan tentang kami berdua, tapi tentang masa depan Buton yang lebih baik,” ujarnya tegas.

Tak seperti pemimpin baru yang biasanya mengawali masa jabatan dengan mutasi pejabat, Alvin dan Syarifuddin memilih jalan berbeda.

Meskipun itu perlu, namun mereka tak ingin sekadar bongkar pasang posisi, tapi lebih pada mengokohkan pondasi. Fokus utama mereka bukan siapa duduk di mana, tapi bagaimana Buton bisa berlari lebih kencang dalam pembangunan.

Bersambung..