Kategori
Opini Sidrap

Terpisah oleh Arus Kejam! Kisah Pilu Dibalik Banjir Sidrap (Bagian-2 Habis)

Ketika air surut dan angin berhembus perlahan, kita akan bangkit dari puing-puing kehancuran. Bersama-sama, kita akan membangun lebih kuat dari sebelumnya, karena di dalam duka, kita menemukan kekuatan untuk melangkah maju.

Penulis: Edy Basri., S.H.
Pemred Katasulsel.com

NAMUN, biarkanlah kita merenung sejenak atas kehilangan yang telah kita alami. Di antara luka dan duka, mari kita hening sejenak untuk mengenang mereka yang telah pergi, untuk mendoakan mereka yang masih bertahan, dan untuk menyalakan obor harapan di tengah-tengah gelapnya malam.

Kami, para penyuluh jiwa yang berada di sini, tidak bisa memadamkan api yang berkobar di hati setiap individu yang terkena dampak bencana ini. Namun, kami hadir untuk menawarkan pundak yang kokoh untuk bersandar, telinga yang siap mendengar cerita kesedihan, dan tangan yang siap membantu membangun kembali apa yang telah hancur.

Dan di tengah-tengah kesedihan yang melanda, kita juga harus mengingat bahwa kekuatan sejati bangsa ini terletak pada solidaritas dan kepedulian kita satu sama lain. Mari bergandengan tangan, memperkuat ikatan persaudaraan, dan bersama-sama melangkah menuju masa depan yang lebih baik.

Banjir sidrap seperti kiamat di hari Jumat telah mengguncang hati kita semua, tetapi mari kita tidak membiarkan kegelapan menguasai. Di balik awan mendung, pasti ada sinar matahari yang bersinar cerah. Dan di balik duka yang mendalam, pasti ada kebahagiaan yang menanti di ujung perjalanan.

Kita akan bangkit, kita akan melangkah, dan kita akan bersama-sama mengarungi gelombang kehidupan yang tak terduga ini. Sebab, di dalam kegelapan, itulah tempat di mana kita menemukan kekuatan untuk bersinar lebih terang lagi. (edybasri/Bagian-2 Selesai)

Kategori
Opini Sidrap

Jembatan Pecah, Hati Terbelah! Kisah Pilu Dibalik Banjir Sidrap (Bagian-1)

Gemuruh banjir yang melanda Sidrap pada Jumat pagi, membuat langit menyelimuti kabut kelabu dan hati-hati penuh duka. Seperti ‘kiamat’ yang turun di hari suci itu, takdir kejam memisahkan keluarga, merenggut harta, dan memakan korban.

Penulis: Edy Basri., S.H.
Pemred Katasulsel.com

DI DESA Bola Bulu, 260 keluarga terdampak, tak berdaya di hadapan gelombang air yang mengamuk. Mereka meratap di reruntuhan rumah yang hanyut tak bersisa, berharap ada keajaiban yang bisa mengembalikan kehangatan tempat tinggal yang mereka bangun bersama.

Namun, hanya ada kesedihan yang menguasai, terutama bagi H.P. Ali, yang telah pergi untuk selamanya. Dia tak lagi bisa merasakan sentuhan hangat keluarganya, terpisah oleh aliran air yang kejam.

Di Desa Belawae, 220 keluarga terhempas dari kehidupan normal. Dalam kekacauan tanah longsor, 763 jiwa berusaha bertahan hidup.

Namun, nasib telah menentukan jalan mereka. Hanya satu jiwa yang tak lagi menyaksikan kehancuran; H.P. Ali, yang kini beristirahat di antara reruntuhan, meninggalkan luka yang takkan pernah sembuh di hati keluarganya.

Di Desa Tana Toro, jembatan-jembatan yang menghubungkan harapan terputus oleh derasnya air banjir. Sungai-sungai yang dulu menjadi sumber kehidupan, kini berubah menjadi monster lapar yang melumat segala yang berada di dekatnya.

Tiang listrik tumbang, mengikuti nasib jembatan-jembatan yang rusak berat. Alam telah memutuskan permainannya, meninggalkan manusia dengan puing-puing kehidupan mereka.

Di Desa Leppangeng, keluarga-keluarga berjuang dalam kegelapan dan kehampaan. Akses jalan yang terputus memisahkan mereka dari dunia luar.

Tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain menatap langit yang penuh dengan pertanyaan tanpa jawaban. Mereka hanya bisa meratap di antara reruntuhan, merindukan kehidupan yang telah mereka tinggalkan di balik kehancuran.

Dan begitu pula di desa-desa dan kelurahan lainnya, derita merajalela, menyisakan luka yang sulit diobati dan kenangan yang takkan pernah pudar. Di setiap sudut, di setiap jalan yang terputus, di setiap rumah yang hanyut, ada cerita kesedihan yang tak terucapkan.

Kategori
HEADLINE Pendidikan Sidrap

Kisah Anak Sekolah di Sidrap, Tak Masalah di Tenda, Asalkan Kami Bisa Belajar

Sidrap, katasulsel.com — Di tengah keprihatinan pasca banjir yang menghantam wilayah Sidrap, sebuah kisah mengharukan muncul dari SMPN 4 Pitu Riawa. Kepala sekolah, Muh Irpan, S.Pd, bersama dengan staf dan siswa, menghadapi tantangan besar setelah banjir merendam wilayah mereka, termasuk sekolah tersebut.

Dampak banjir bukan hanya memengaruhi akses siswa untuk menghadiri sekolah, tetapi juga mengganggu perjalanan para guru.

Jembatan penghubung yang putus membuat para pendidik harus menempuh perjalanan memutar dan berliku, melewati Desa Bola Bulu dan melintasi jembatan gantung yang rawan. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 45 menit untuk mencapai tenda darurat yang didirikan sebagai pengganti sekolah yang tergenang banjir.

“Saya melihat keberanian anak-anak ini untuk tetap ingin belajar meskipun dalam kondisi sulit seperti ini sungguh membanggakan,” ujar Muh Irpan, kepala SMPN 4 Pitu Riawa, Senin, 6 Mei 2024

Tidak hanya anak-anak yang berdiam di Kecamatan Pitu Riawa yang terdampak, tetapi juga anak-anak dari Kecamatan Pitu Riase. Meskipun harus menempuh perjalanan yang lebih jauh, para siswa tetap semangat untuk belajar di tengah situasi sulit.

Sementara itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidrap mencatat bahwa dampak banjir meluas hingga ke 11 kecamatan, dengan tiga di antaranya mengalami kerusakan cukup parah, yaitu Kecamatan Pitu Riawa, Pitu Riase, dan Dua Pitue.

Bersambung..

Kategori
HEADLINE

Banjir Sidrap, Rumah Terseret, Seorang Warga Terjepit dan Meninggal

Sidrap, katasulsel.com — Curah hujan tinggi mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, salah satunya di Desa Belawae, Kecamatan Pitu Riase, Jumat, 3 Mei 2024, sekitar pukul 9.00 WITA, seorang warga dikabarkan meninggal dunia akibat banjir yang melanda desa tersebut.

Identitas warga yang meninggal diketahui bernama H. Andi Ali, seorang pria berusia sekitar 80 tahun yang bekerja sebagai petani. Alamatnya berada di Dusun 4 Tolopa, Desa Belawae, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap.

Riswan, warga setempat menceritakan kronologi kejadian tersebut bermula saat banjir melanda Desa Belawae akibat curah hujan yang tinggi. Sungai Belawae meluap dan menggenangi dua dusun, termasuk rumah korban. Saat kejadian terjadi, korban sedang berada di dalam rumah karena kondisinya yang sedang sakit.

Namun, rumah korban terbawa arus banjir dan masih terjepit di bawah air. Warga sekitar belum dapat melakukan evakuasi karena debit air yang masih tinggi dan kurangnya alat yang memadai untuk membantu proses evakuasi.

Hingga berita ini tayang, korban masih terjepit di dalam rumah yang tersangkut di pohon. Tim penanggulangan bencana dan petugas TNI Polri telah dikerahkan untuk melakukan penyelamatan, namun situasi yang sulit dan tingginya debit air membuat proses evakuasi menjadi lebih rumit.

Kategori
Presisi Polri

Respons Cepat Banjir Sidrap, Kasat Binmas Polres Sidrap Turun Langsung Atur Lalu Lintas

KATASULSEL.COM, SIDRAP, – Respons cepat terhadap kondisi banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Sidrap, Kasat Binmas Polres Sidrap AKP Zakariah. SH turun langsung ke lapangan untuk mengatur arus lalu lintas. Jumat (3/5/2024). 

Keberadaannya di lokasi banjir di Kec. Dua Pitue mengatur arus lalu lintas untuk membantu mengurangi kepadatan kendaraan serta memastikan kelancaran akses bagi pengendara yang melintas

Banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi dua hari terakhir menyebabkan beberapa jalan utama di Sidrap tergenang air. Hal ini mengakibatkan terhambatnya mobilitas warga dan kendaraan. 

Kasat Binmas Polres Sidrap AKP Zakariah. SH yang langsung turun tangan ini merupakan bagian dari komitmen kepolisian dalam menjaga keselamatan dan ketertiban masyarakat di tengah situasi darurat.

Kapolres Sidrap AKBP Erwin Syah. S.I.K.,MH melalui Kasat Binmas mengatakan, “Kami berusaha maksimal untuk mengurai kemacetan dan memastikan jalur evakuasi tetap aman dan lancar bagi semua pihak yang terkena dampak banjir. Kami juga koordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut.”terang AKP Zakariah

Pemerintah daerah Kabupaten Sidrap bersama dengan instansi terkait masih terus melakukan penilaian dan pengawasan terhadap perkembangan situasi, serta berupaya keras untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh banjir. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Dengan respon cepat dan koordinasi yang efektif antar instansi, diharapkan kondisi di Sidrap dapat segera membaik dan kegiatan warga bisa kembali normal. (*)

Kategori
Sidrap

Kapolres dan Bupati Tinjau Banjir Sidrap Pakai Perahu

Sidrap – Kapolres Sidrap AKBP Erwin Syah, S. I. K didampingi oleh Ketua Bhayangkari Ny. Siska Erwin Syah tinjau lokasi bencana banjir menggunakan perahu bersama Bupati Sidrap Ir. H. Dollah Mando sekaligus memberikan bantuan sembako.

Pemberian bantuan sembako kepada warga yang terdampak banjir di Kelurahan Wette’ e, Kecamatan Panca Lautang ini juga dihadiri oleh Wakapolres Sidrap Kompol M. Akib, Pengurus Bhayangkari, para Pejabat Utama Polres Sidrap dan Personel Polsek.

Kapolres Sidrap AKBP Erwin Syah, S. I. K mengatakan bahwa, Kegiatan pemberian sembako ini di lakukan untuk meringankan beban warga yang terkena bencana alam banjir.

“Semoga bantuan sosial berupa sembako yang kami berikan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat yang terdampak banjir”, Harapnya Selasa (10/01/2022).

Pada kesempatan itu pula, Kapolres Sidrap juga memberikan semangat kepada seluruh warga Kecematan Panca Lautang agar tetap sabar dan optimis dalam menghadapi bencana yang di alami.

Kapolres Sidrap juga meminta kepada Kapolsek Panca Lautang untuk melakukan patroli secara berkesinambungan di daerah lokasi rawan bencana banjir terutama di rumah warga yang mengungsi dan segera melaporkan setiap perkembangan situasi terkini. (*)

Kategori
HEADLINE

Banjir Sidrap, Petani Panen Lebih Awal Demi Hindari Kerugian Besar

Sidrap Banjir akibat luapan air danau sidenreng dan tempe, berdampak pada petani di Sidrap.

Di Kecamatan Panca Lautang saja, terdapat ratusan haktare lahan persawahan yang ikut terendam banjir.

Tentu saja, tanaman padi yang terlanjur terendam banjir itu, berpotensi rusak. Karenanya, satu-satunya jalan, tanaman harus dipanen lebih awal

“Mestinya belum bisa dipanen, tapi daripada rugi besar, mending dipanen cepat saja, keluh petani bernama Ladalle, Senin, 9 Januari 2023

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap mencatat, sebanyak 772 haktera lahan pertanian terendam banjir di dua kecamatan, yakni Kecamatan Panca Lautang dan Tellu Limpoe.

Rinciannya, ada 310 haktera lahan pertanian terendam banjir di Kelurahan Wette’e, Kecamatan Panca Lautang dengan jumlah kerugian petani mencapai Rp620 juta.

Sementara di Kecamatan Tellu Limpoe, tepatnya di Desa Teteaji sebanyak 85 hektare dan Desa Polewali 327 haktare terendam banjir.(*)

Kategori
HEADLINE Sidrap Wajo

Pesisir Sidrap Kebanjiran, Nelayan Parkir Perahu di Halaman

Sidrap Air danau di Kabupaten Sidrap dan Wajo, meluap lagi. Akibatnya, warga pesisir di Wette’e dan Teteaji Sidrap, kebanjiran.

Kedua danau yang airnya meluap itu yakni Danau Sidenreng di Kabupaten Sidrap dan Danau Tempe di Kabupaten Wajo. Kedua daerah ini, bersebelahan di Sulawesi Selatan (Sulsel)

Informasi warga pesisir di Wette’e Sidrap menyebutkan, luapan air danau tersebut terjadi sejak dua hari lalu. Situasi itu belum reda hingga sekarang

“Kejadiannya sejak dua hari lalu dan airnya belum redah. Kadang surut sedikit lalu pasang lagi,” tutur warga Wette’e, Rahmi, Jumat 6 Januari 2023

Pemantauan katasulsel.com di pesisir danau di Wette’e Sidrap menyebutkan, ketinggian air sudah mencapai 2 meter. Hampir semua rumah warga sudah tergenang air

Tak sedikit nelayan memarkir perahu-perahu mereka di halaman memanfaatkan meluapnya air danau tersebut.

Warga pesisir Wette’e lainnya, Hamsah (45) berpendapat, banjir itu sudah rutin terjadi saat air danau meluber.

“Sudah tiba lagi waktunya kami kebanjiran. Ini rutin terjadi saat curah hujan tinggi,” tutur Hamsah, sembari mengemasi perabot rumah yang mulai terembes air

Lurah Wette’e, Hastina menyebutkan, sudah ada 129 rumah warga pesisir yang terendam air, terdiri dari 153 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 482 jiwa.

Pemandangan yang sama juga terlihat di pesisir danau di Turungengnge, Desa Teteaji. Sama dengan warga di Wette’e, warga disini juga menyebutnya sebagai banjir tahunan.

“Ini sudah rutin pak, hanya saja kali ini kami merasa heran sebab naiknya air ini, tidak disertai dengan melimpahnya hasil tangkapan ikan di danau. Berbeda sebelum-sebelumnya. (*)

Kategori
Liputan Daerah

Banjir, Istri Wabup Sidrap Turunkan Tim Bantu Warga

Katasulselcom Sidrap — Kepedulian Hj Anita Mahmud Yusuf, istri Wakil Bupati (Wabup) Sidrap, tak terbantahkan.

Anita selalu hadir, di tengah kesengsaraan rakyat.

Terbaru saat banjir melanda sejumlah warga di Sidrap. Anita yang kebetulan sedang berada di Kota Makassar, langsung menurunkan timnya untuk membantu warga.

Adapun perintah Anita ke tim, segera turun temui dan bantu warga.

Mendapatkan perintah tersebut, tim bernama Sahabat Bu Wakil (SBW), bentukan khusus Anita tersebut, dengan cepat menemui warga terdampak banjir di Kecamatan Maritengngae dan Watang Pulu, Jum’at, 18 November 2022, sore.

Terekam kamera wartawan, tim Anita itu sedang sibuk di sejumlah titik membantu warga melakukan evakuasi barang.

Juga, tim SBW sibuk poros arah Soppeng dan di Lawawoi membagi-bagikan makanan dalam bentuk nasi kotak kepada warga terdampak banjir.

Hebatnya lagi, ‘berkah’ mendadak di tengah dinginnya cuaca akibat guyuran hujan itu, juga turut dinikmati sejumlah pengguna jalan yang kebetulan melintas di jalan tersebut.

“Terima kasih ibu, terimakasih atas kepedulian-ta, semoga ibu Wabup sehat-sehat selalu dan rejekinya semakin banyak,” ujar salah seorang warga, M. Amin.

Sekadar diketahui, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sidrap akibat tingginya curah hujan itu, juga dialami Anita.

Bagaimana tidak, Anita yang tinggal di Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Bupati (Wabup) bersama suaminya Mahmud Yusuf di Jl Jenderal Sudirman Pangkajene, juga ikut kebanjiran. (*)